Sahabat Elshifa, kita akan mengingat sebuah peristiwa yang terjadi tanggal 29 Februari.
Hari ini tepatnya tanggal 29 Februari 1992 yakni Hari Kemerdelaan Bosnia.
Bosnia-Herzegovina atau biasa disebut Bosnia saja, merupakan salah negara yang terletak di Semenanjung Balkan. Di negara ini hidup penduduk dari bermacam-macam etnis, muslim Bosnia 45%, Bosnia-Serbia 35%, dan 18% Bosnia-Kroasia.
Kota Sarajevo menjadi ibu kota negara itu. Selain Sarajevo, kota Mostar juga menjadi kota penting di Bosnia, ketika Yugoslavia masih eksis kota ini dikenal juga sebagai permata Yugoslavia
Pada masa itu, muslim Bosnia menghadapi tantangan keras dari dua penguasa tersebut. Puncaknya pada perang kemerdekaan tahun 1992-1995, terjadi perang etnis yang memakan korban nyawa ribuan muslim.
Ketika berada di bawah kekuasaan Imperium Austro-Hungaria, nasib muslim Bosnia berbalik 180h°. Penguasa baru itu begitu menindas muslim Bosnia. Kebebasan mereka dikekang, dan melakukan berbagai jenis penganiayaan.
Selama perang ini, muslim Bosnia menjadi salah satu korban pembantaian 200.000 orang, dalam pembunuhan massal terhadap muslim di Yugoslavia.
Masa depan Bosnia-Herzegovina ditentukan oleh nasib referendum kemerdekaan Bosnia. Terdapat dua kemungkinan dari referendum tersebut.
Pertama,penerapan referendum disetujui bersama dan disertai dengan perjanjian konstintusional tentang masa depan Bosnia. Kedua, orang-orang Kroasia yang juga memegang suara di parlemen, bisa mengalahkan referendum dan tetap bersikeras menghalangi harapan kemerdekaan Bosnia.
Akhirnya, muslim Bosnia, dan etnis Kroasia-Bosnia dengan dukungan partai-partai oposisi menyelenggarakan referendum pada tanggal 1 Maret 1992. Sekitar 64% atau dua per tiga dari warga Bosnia menyetujui pemisahan Bosnia dari Yugoslavia, dan memerdekakan diri, meskipun terdapat resiko memicu perang sipil dengan etnis Bosnia-Serbia.